Berwirausaha tak
selamanya membutuhkan dana segar dalam jumlah besar. Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) Jombang misalnya, hanya berawal dari niatan peduli lingkungan yang bersih
dan sehat, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jombang kini bisa menjadi ikon madrasah
enterpreneurship di Kabupaten Jombang.
Melalui eco-preunership atau kewirausahaan berbasis lingkungan yang
kemudian dinamai "Mandiri Prima" ini, MAN yang beralamat di Jalan
Wahidin Sudirohusodo No 2 Jombang ini, mampu
memaksimalkan lingkungan madrasah menjadi beberapa unit wirausaha yang
prospektif, dan diharapkan mampu menopang kegiatan madrasah terkait
pendanaannya.
Dipilihnya nama
"Mandiri Prima" ini, diharapkan agar peserta didik di MAN Jombang
menjadi individu yang mandiri, memahami dan turut mengendalikan terjadinya
pencemaran, kerusakan lingkungan hidup serta melakukan pelestarian fungsi
lingkungan hidup dan sangat sejalan dengan visi madrasah yakni mewujudkan
generasi muda yang berilmu, beramal, berkahlaq mulia, unggul dalam prestasi,
dan kompetitif dengan berbasis lingkungan sehat.
Kiprah MAN Jombang
dalam kepedulian lingkungan bukan bak jamur yang muncul di musim hujan. Tapi,
pencanangan sebagai madrasah sehat dan peduli lingkungan ini telah dirintisnya
sejak 2004 lalu. Beberapa raihan prestasi juga berhasil
disabet MAN yang memiliki 1.243 peserta didik ini, baik di tingkat regional dan
nasional, yakni sebagai Madrasah Sehat/UKS Nasional tahun 2011, Madrasah
Adiwiyata 2012, dan Madrasah Adiwiyata Nasional Mandiri 2013.
Terdapat 6 (enam)
unit wirausaha di MAN yang memiliki 67 dewan guru, 47 diantaranya PNS dan 27
diantaranya S2 ini. Kesemuanya dikelola dengan melibatkan peserta didiknya,
yakni koperasi madrasah, unit wirausaha, kantin sehat, 3R, komposting,
dan bank sampah.
Siswi MAN Jombang sedang membuat kompos |
Pelan tapi pasti, pengolahan sampah di MAN Jombang semakin
membuahkan hasil, salah satunya melalui komposting. Dari sampah organik berupa
daun pepohonan di MAN Jombang, 1/3 diantaranya sudah diolah menjadi kompos. Produk
kompos itu, kemudian dipasarkan dan dijual ke warga sekitar madrasah. Selain
mendapatkan penghasilan dari produk kompos tersebut, MAN Jombang kerapkali
menjadi jawara dalam kejuaraan kompos di tingkat Kabupaten Jombang. Bahkan,
menjadi madrasah yang berhasil memproduksi kompos terbaik.
Sayangnya, sampah organik berupa daun itu hanya 1/3 saja
yang bisa diolah, disebabkan oleh kurangnya alat produksi. Hingga kini, MAN
Jombang masih memiliki 4 komposter, dan 1 buah mesin pencacah daun berkapasitas
kecil.
Pendapatan hasil dari penjualan kompos terbilang cukup membanggakan. Sasaran pasar yang dicapainya selama ini kepada peserta
didik untuk kebutuhan di rumahnya, tamu madrasah yang datang menginginkan
kompos, toko toko
penjual bunga, dan kebutuhan
madrasah untuk memupuk tanaman di lingkungan madrasah, diantaranya jahe, jahe
merah, kencur, kunir, temulawak, jamur, ketela, dan beberapa tanaman lain. Tak
heran, banyak pohon-pohon besar yang membuat lingkungan MAN Jombang rindang dan
nyaman.
|
Beberapa tanaman seperti
jahe, temulawak tersebut juga diolah menjadi minuman kesehatan instan yang
bebas dari zat aditif dan menyehatkan. Minuman ini diolah di rumah produksi dan
menjadi minuman kesehatan siap saji. Bahkan, minuman seperti jahe merah,
temulawak, kunir putih, jahe, dan kunir pepet ini sudah memiliki nomor PIRT
(produk industri minuman rumah tangga) yang dikeluarkan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
"Banyak
manfaat jika kita mengkonsumsi minuman kesehatan tersebut. Seperti minuman
kunir pepet yang berkhasiat menghilangkan bau badan, mengurangi kolesterol,
mengurangi berat badan, mengencangkan perut, menghilangkan keputihan, membuat
badan segar dan awet muda, baik untuk ibu yang telah melahirkan," ujar H. Syamsul Ma’arif,S.Pd, M.Pd.I, Kepala MAN
Jombang.
Untuk memenuhi
kebutuhan pasar, MAN Jombang juga menerima bahan dasar minuman kesehatan
tersebut dari peserta didik yang sudah menanam di rumahnya. Awalnya, peserta
didik mendapatkan bibit dari madrasah.
Produk
minuman yang nyaman dan menyehatkan ini
dipasarkan melalui kantin sehat "Mandiri Prima" dan Koperasi MAN
Jombang. Keberadaan
kantin sehat ini juga sebagai media penyebaran informasi pendidikan membentuk
anak sehat dan beprestasi.
Kantin
sehat MAN Jombang seluas 150 M2 ini, berperan sebagai media
pendidikan mewujudkan pesan-pesan kesehatan oleh petugas Puskesmas Jabon mengenai
makanan sehat, aman dan bergizi. Peserta didik akan mengenal jajanan sehat
terbuat dari bahan apa saja, bagaimana rupa dan ciri makanan sehat. Di kantin ini,
peserta didik juga belajar bersosialisasi, dan tentunya matematika, yakni belajar
berhitung uang belanja.
Kantin
sehat ini, dijaga oleh seorang karyawan dan dibantu oleh kader-kader kantin
secara bergilir. Dari sistem bergilir kepada kader ini, pesan akan jajanan
sehat yang dapat mendorong terciptanya generasi muda yang handal dan
berkualitas ini tersampaikan.
Selain dipasarkan melalui kantin sehat
dan koperasi madrasah, produk wirausaha tersebut juga dipasarkan ke warga
sekitar madrasah, dan sekolah lain melalui cara "ketok tular", yakni
informasi dari orang satu ke orang lain. Hingga kini, produk makanan dan
minuman sudah dipasarkan melalui toko dan swalayan. Bahkan, menjadi langganan
saat ada kegiatan Dharma Wanita Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang.
|
Kemudian, MAN Jombang
juga membuka Estetis, sebuah galeri sebagai pusat promosi yang di dalamnya
terdapat kerajinan tangan berbahan dasar sampah melalui metode 3R (reduce,
reuse, recycle). Banyak produk kerajinan sampah berestetika
tinggi dan bernilai ekonomis, hasil karya peserta didik MAN Jombang. Tak heran jika MAN Jombang mendapatkan anugrah sebagai “The Best Effort of
3R” dari Kantor BLH Kabupaten Jombang tahun 2012.
Seperti pemanfaatan
koran bekas, yang "disulap" menjadi vas bunga, tempat tissu, kap
lampu, toples, keranjang air mineral, dan rak buku. Pemanfaatan plastik yang
bisa dijadikan kerajinan tas, kap lampu duduk, lampion, baju, bunga, tirai
jendela, dompet, tas jinjing, tudung saji makanan, sandal, tempat tissu, tempat
assesoris, dan celengan.
|
Sedangkan
pelepah pisang juga dimanfaatkan menjadi kerajinan jam UKS, tas, tempat tissu,
kap lampu, frame foto, kaca cermin. Dari daun mangga, bisa dijadikan kerajinan
tas, frame foto, dan kaca cermin. Barang-barang
yang selama ini dianggap sampah ternyata menjadi pendulang rupiah dengan
sedikit sentuhan tangan-tangan terampil. "Tekstur daun,
dan pelepah pisang yang dikeringkan itu ternyata bernilai seni tinggi,"
kata H. Syamsul Ma’arif, S.Pd, M.Pd.I,
Kepala MAN Jombang.
Tidak berhenti sampai
disini, melalui pengelolaan sampah, MAN Jombang juga mendirikan bank sampah
"Mandiri Prima". Kehadiran bank sampah tidak hanya untuk menjaga
kebersihan lingkungan, tapi juga bisa memberi manfaat ekonomi. Seperti botol
atau gelas plastik tempat air mineral yang dikumpulkan di kantong sampah yang
telah disediakan di setiap kelas. Botol atau gelas plastik tersebut ditimbang
dan masuk pada saldo kelas. Sayangnya selama ini Botol atau
gelas plastic tersebut masih dijual apa adanya kepengepul.
Barang-barang bekas tersebut akan
bernilai semakin tinggi jika bisa disetor ke pengepul dalam
bentuk cacahan. Makanya, MAN Jombang perlu mesin pencacah untuk meningkatkan
pendapatan.
Manajemen bank sampah yang
digunakan yakni mentransaksikan sampah setiap kelas yang sudah dinilai dengan
uang dengan sistem menabung dan diterimakan setiap semester berdasarkan potensi
sampah yang ditabung.
|
Inisiatif
pendirian Bank Sampah Mandiri Prima merupakan langkah awal yang sangat baik
untuk membangun karakter menuju budaya bersih. Disamping itu, membantu pemerintah
mengurangi volume sampah yang ada di tempat pembuangan sampah (TPS) dan
mengubah cara pandang serta perilaku masyarakat terhadap sampah.
Bank
Sampah Mandiri Prima mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak dalam menjaga
kebersihan lingkungan dan juga menyejahterakan masyarakat. “Membuang sampah
sembarangan adalah dosa, karena akibat dari sampah yang tidak terkendali dapat
merusak pemandangan dan menimbulkan penyakit, juga menyebabkan banjir,” kata
Syamsul Ma’arif, S.Pd, M.Pd, Waka bidang
kurikulum MAN
Jombang yang sekaligus ketua program madrasah peduli lingkungan.
Kinerja
Bank Sampah Mandiri Prima juga mengundang decak kagum dari banyak pihak. Sesuai
namanya, bank sampah ini adalah tempat menabung. Tapi yang disetor bukan uang,
melainkan sampah. Sampah berupa plastik itu kemudian ditimbang beratnya
berdasarkan jenis, lalu dihitung nilai rupiahnya. Setelah itu ditambahkan pada
buku tabungan sebagai saldo.
Lebih
berdecak kagum lagi, dari 6 program
kewirausahaan ini mampu menyumbang puluhan juta per tahun untuk
seluruh aktivitas di MAN Jombang. Maka, bukan tidak mungkin, jika program ini
memiliki potensi pendapatan yang begitu besar, kendati dengan modal yang
demikian ringan, bahkan nol rupiah sekalipun. Selebihnya, program
eco-preneurship ini diharapkan mampu menjadi percontohan madrasah-madrasah lain untuk mencari
sumber dana kegiatan dimadrasah dan bisa membangun kemandirian madrasah
madrasah di Indonesia.
Kisah sukses MAN Jombang membangun kemandirian wirausaha
dengan memanfaatkan lingkungan yang ada disekitar ini semoga menjadi inspirasi bagi
madrasah-madrasah lain.
0 komentar:
Posting Komentar