MAN Jombang Mewujudkan Jiwa Wirausaha Melalui Program Ecopreneurship

Jumat, Desember 13, 2013 |

Berwirausaha tak selamanya membutuhkan dana segar dalam jumlah besar. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jombang misalnya, hanya berawal dari niatan peduli lingkungan yang bersih dan sehat, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Jombang kini bisa menjadi ikon madrasah enterpreneurship di Kabupaten Jombang.
Melalui eco-preunership  atau kewirausahaan berbasis lingkungan yang kemudian dinamai "Mandiri Prima" ini, MAN yang beralamat di Jalan Wahidin Sudirohusodo No 2 Jombang ini, mampu memaksimalkan lingkungan madrasah menjadi beberapa unit wirausaha yang prospektif, dan diharapkan mampu menopang kegiatan madrasah terkait pendanaannya.
Dipilihnya nama "Mandiri Prima" ini, diharapkan agar peserta didik di MAN Jombang menjadi individu yang mandiri, memahami dan turut mengendalikan terjadinya pencemaran, kerusakan lingkungan hidup serta melakukan pelestarian fungsi lingkungan hidup dan sangat sejalan dengan visi madrasah yakni mewujudkan generasi muda yang berilmu, beramal, berkahlaq mulia, unggul dalam prestasi, dan kompetitif dengan berbasis lingkungan sehat.
Kiprah MAN Jombang dalam kepedulian lingkungan bukan bak jamur yang muncul di musim hujan. Tapi, pencanangan sebagai madrasah sehat dan peduli lingkungan ini telah dirintisnya sejak 2004 lalu. Beberapa raihan prestasi juga berhasil disabet MAN yang memiliki 1.243 peserta didik ini, baik di tingkat regional dan nasional, yakni sebagai Madrasah Sehat/UKS Nasional tahun 2011, Madrasah Adiwiyata 2012, dan Madrasah Adiwiyata Nasional Mandiri 2013.
Terdapat 6 (enam) unit wirausaha di MAN yang memiliki 67 dewan guru, 47 diantaranya PNS dan 27 diantaranya S2 ini. Kesemuanya dikelola dengan melibatkan peserta didiknya, yakni koperasi madrasah, unit wirausaha, kantin sehat, 3R, komposting, dan bank sampah.



Siswi MAN Jombang sedang membuat kompos 
Pelan tapi pasti, pengolahan sampah di MAN Jombang semakin membuahkan hasil, salah satunya melalui komposting. Dari sampah organik berupa daun pepohonan di MAN Jombang, 1/3 diantaranya sudah diolah menjadi kompos. Produk kompos itu, kemudian dipasarkan dan dijual ke warga sekitar madrasah. Selain mendapatkan penghasilan dari produk kompos tersebut, MAN Jombang kerapkali menjadi jawara dalam kejuaraan kompos di tingkat Kabupaten Jombang. Bahkan, menjadi madrasah yang berhasil memproduksi kompos terbaik.

Sayangnya, sampah organik berupa daun itu hanya 1/3 saja yang bisa diolah, disebabkan oleh kurangnya alat produksi. Hingga kini, MAN Jombang masih memiliki 4 komposter, dan 1 buah mesin pencacah daun berkapasitas kecil.
Pendapatan hasil dari penjualan kompos terbilang cukup membanggakan. Sasaran pasar yang dicapainya selama ini kepada peserta didik untuk kebutuhan di rumahnya, tamu madrasah yang datang menginginkan kompos, toko toko penjual bunga, dan kebutuhan madrasah untuk memupuk tanaman di lingkungan madrasah, diantaranya jahe, jahe merah, kencur, kunir, temulawak, jamur, ketela, dan beberapa tanaman lain. Tak heran, banyak pohon-pohon besar yang membuat lingkungan MAN Jombang rindang dan nyaman.
Produk unit kewirausahaan yang dijual di koperasi

 
Beberapa tanaman seperti jahe, temulawak tersebut juga diolah menjadi minuman kesehatan instan yang bebas dari zat aditif dan menyehatkan. Minuman ini diolah di rumah produksi dan menjadi minuman kesehatan siap saji. Bahkan, minuman seperti jahe merah, temulawak, kunir putih, jahe, dan kunir pepet ini sudah memiliki nomor PIRT (produk industri minuman rumah tangga) yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang

"Banyak manfaat jika kita mengkonsumsi minuman kesehatan tersebut. Seperti minuman kunir pepet yang berkhasiat menghilangkan bau badan, mengurangi kolesterol, mengurangi berat badan, mengencangkan perut, menghilangkan keputihan, membuat badan segar dan awet muda, baik untuk ibu yang telah melahirkan," ujar H. Syamsul Ma’arif,S.Pd, M.Pd.I, Kepala MAN Jombang.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar, MAN Jombang juga menerima bahan dasar minuman kesehatan tersebut dari peserta didik yang sudah menanam di rumahnya. Awalnya, peserta didik mendapatkan bibit dari madrasah.
Produk minuman yang nyaman dan menyehatkan ini dipasarkan melalui kantin sehat "Mandiri Prima" dan Koperasi MAN Jombang. Keberadaan kantin sehat ini juga sebagai media penyebaran informasi pendidikan membentuk anak sehat dan beprestasi.
Kantin sehat MAN Jombang seluas 150 M2 ini, berperan sebagai media pendidikan mewujudkan pesan-pesan kesehatan oleh petugas Puskesmas Jabon mengenai makanan sehat, aman dan bergizi. Peserta didik akan mengenal jajanan sehat terbuat dari bahan apa saja, bagaimana rupa dan ciri makanan sehat. Di kantin ini, peserta didik juga belajar bersosialisasi, dan tentunya matematika, yakni belajar berhitung uang belanja.

Kantin sehat ini, dijaga oleh seorang karyawan dan dibantu oleh kader-kader kantin secara bergilir. Dari sistem bergilir kepada kader ini, pesan akan jajanan sehat yang dapat mendorong terciptanya generasi muda yang handal dan berkualitas ini tersampaikan.
   KANTIN SEHAT sebagai usaha Pengembangan dari koperasi madrasah



Selain dipasarkan melalui kantin sehat dan koperasi madrasah, produk wirausaha tersebut juga dipasarkan ke warga sekitar madrasah, dan sekolah lain melalui cara "ketok tular", yakni informasi dari orang satu ke orang lain. Hingga kini, produk makanan dan minuman sudah dipasarkan melalui toko dan swalayan. Bahkan, menjadi langganan saat ada kegiatan Dharma Wanita Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Jombang.
Kemudian, MAN Jombang juga membuka Estetis, sebuah galeri sebagai pusat promosi yang di dalamnya terdapat kerajinan tangan berbahan dasar sampah melalui metode 3R (reduce, reuse, recycle). Banyak produk kerajinan sampah berestetika tinggi dan bernilai ekonomis, hasil karya peserta didik MAN Jombang. Tak heran jika MAN Jombang mendapatkan anugrah sebagai “The Best Effort of 3R” dari Kantor BLH Kabupaten Jombang tahun 2012.
Seperti pemanfaatan koran bekas, yang "disulap" menjadi vas bunga, tempat tissu, kap lampu, toples, keranjang air mineral, dan rak buku. Pemanfaatan plastik yang bisa dijadikan kerajinan tas, kap lampu duduk, lampion, baju, bunga, tirai jendela, dompet, tas jinjing, tudung saji makanan, sandal, tempat tissu, tempat assesoris, dan celengan.
Stand pameran Hasil Produk 3R MAN Jombang saat dikunjungi Gubernur Jawa Timur

 
Sedangkan pelepah pisang juga dimanfaatkan menjadi kerajinan jam UKS, tas, tempat tissu, kap lampu, frame foto, kaca cermin. Dari daun mangga, bisa dijadikan kerajinan tas, frame foto, dan kaca cermin. Barang-barang yang selama ini dianggap sampah ternyata menjadi pendulang rupiah dengan sedikit sentuhan tangan-tangan terampil. "Tekstur daun, dan pelepah pisang yang dikeringkan itu ternyata bernilai seni tinggi," kata H. Syamsul Ma’arif, S.Pd, M.Pd.I, Kepala MAN Jombang.


Tidak berhenti sampai disini, melalui pengelolaan sampah, MAN Jombang juga mendirikan bank sampah "Mandiri Prima". Kehadiran bank sampah tidak hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tapi juga bisa memberi manfaat ekonomi. Seperti botol atau gelas plastik tempat air mineral yang dikumpulkan di kantong sampah yang telah disediakan di setiap kelas. Botol atau gelas plastik tersebut ditimbang dan masuk pada saldo kelas. Sayangnya selama ini Botol atau gelas plastic tersebut masih dijual apa adanya kepengepul. Barang-barang bekas tersebut  akan bernilai semakin tinggi jika bisa disetor ke pengepul dalam bentuk cacahan. Makanya, MAN Jombang perlu mesin pencacah untuk meningkatkan pendapatan.
Manajemen bank sampah yang digunakan yakni mentransaksikan sampah setiap kelas yang sudah dinilai dengan uang dengan sistem menabung dan diterimakan setiap semester berdasarkan potensi sampah yang ditabung.

Kegiatan siswa menabung di Bank Sampah Mandiri Prima MAN Jombang

Inisiatif pendirian Bank Sampah Mandiri Prima merupakan langkah awal yang sangat baik untuk membangun karakter menuju budaya bersih. Disamping itu, membantu pemerintah mengurangi volume sampah yang ada di tempat pembuangan sampah (TPS) dan mengubah cara pandang serta perilaku masyarakat terhadap sampah.
Bank Sampah Mandiri Prima mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak dalam menjaga kebersihan lingkungan dan juga menyejahterakan masyarakat. “Membuang sampah sembarangan adalah dosa, karena akibat dari sampah yang tidak terkendali dapat merusak pemandangan dan menimbulkan penyakit, juga menyebabkan banjir,” kata Syamsul Ma’arif, S.Pd, M.Pd, Waka bidang kurikulum MAN Jombang yang sekaligus ketua program madrasah peduli lingkungan.
Kinerja Bank Sampah Mandiri Prima juga mengundang decak kagum dari banyak pihak. Sesuai namanya, bank sampah ini adalah tempat menabung. Tapi yang disetor bukan uang, melainkan sampah. Sampah berupa plastik itu kemudian ditimbang beratnya berdasarkan jenis, lalu dihitung nilai rupiahnya. Setelah itu ditambahkan pada buku tabungan sebagai saldo.
Lebih berdecak kagum lagi, dari 6 program kewirausahaan ini mampu menyumbang puluhan juta per tahun untuk seluruh aktivitas di MAN Jombang. Maka, bukan tidak mungkin, jika program ini memiliki potensi pendapatan yang begitu besar, kendati dengan modal yang demikian ringan, bahkan nol rupiah sekalipun. Selebihnya, program eco-preneurship ini diharapkan mampu menjadi percontohan madrasah-madrasah lain untuk mencari sumber dana kegiatan dimadrasah dan bisa membangun kemandirian madrasah madrasah di Indonesia.

Kisah sukses MAN Jombang membangun kemandirian wirausaha dengan memanfaatkan lingkungan yang ada disekitar  ini semoga menjadi inspirasi bagi madrasah-madrasah lain. 

0 komentar:

Posting Komentar